ANALISIS SEBARAN DAN IDENTIFIKASI KONFLIK BUAYA DENGAN MANUSIA DI PULAU BANGKA

  • Fifin Fitriana Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung
Keywords: Buaya, Satwa liar, Konflik, Masyarakat

Abstract

Konflik manusia-satwaliar merupakan masalah yang berkembang di seluruh dunia. Di Indonesia, buaya merupakan satwaliar yang sering terlibat konflik dengan manusia, salah satu spesiesnya adalah buaya muara (Crocodylus porosus Schneider 1801). Buaya memiliki sifat predator oportunistik sehingga tidak menutup peluang manusia menjadi salah satu mangsa alternatif buaya muara ketika mangsa alami sudah berkurang bahkan habis di habitatnya. Di Pulau Bangka, habitat utama C. porosus semakin tergerus akibat dikonversi menjadi areal penambangan timah inkonvensional, perkebunan kelapa sawit skala besar, serta perumahan. Akibatnya, kasus penyerangan buaya muara terhadap manusia semakin masif. Studi ini difokuskan pada identifikasi konflik buaya dengan manusia di Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk memetakan sebaran konflik buaya dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab konflik buaya dengan manusia di Pulau Bangka. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan melakukan analisis spasial dan statistik deskriptif sederhana. Hasil dari penelitian menunjukkan pada kurun waktu 2020-2021 telah terjadi 20 konflik buaya dengan manusia di 19  lokasi yang berbeda  meliputi Kota Pangkalpinang, Kab, Bangka, Kab. Bangka Selatan dan Kab. Bangka Barat. Faktor yang menyebabkan terjadinya konflik diduga karena adanya pertambangan  timah yang menyebabkan meurunnya kualitas habitat alami, penurunan populasi mangsa, dan tingginya aktivitas manusia di daerah jelajah buaya muara. Sebanyak 60%  lokasi kejadian konflik antara  buaya dengan manusia terjadi dilokasi yang terdapat  pertambangan, dan 40% tejadi di  sungai,  pelabuhan, dermaga, kolam budidaya  ikan  hingga ke perumahan

Published
2023-12-30